profile
yeaa its me
well, as known as Wikan or Asu. you name it.
I'm a proud Indonesian
25 years old.
Photograph is my middle name.
just in case someday you meet me somewhere,
say hi. don't worry I won't bite.
ciao.
topeng monyet
Tuesday, July 2, 2013 ( 12:04 PM )
Ini bukan lagi intermezo tapi perumpamaan saja untuk menunjukkan bagaimana menjadi subjek bagi pikiran dan perilaku orang lain.
Kalo kalian pikir aku merendahkan orang lain atau sesama nya dengan mengumpamakan sebagai monyet, itu persepsi mu dan bukan persepsiku. Kalian makhluk cerdas yang tahu bahwa esensi metafora yang akan aku tuliskan bukanlah seperti itu.
Aku tidak tahu apa kalian pernah melihat pertujukan topeng monyet yang aku maksudkan disini.
Sebuah pertunjukaan terbuka ketika seekor monyet didandani layak nya manusia, bahkan beradegan layaknya manusia untuk menghibur orang yang menyaksikan nya sambil diiringi musik yang dilakukan oleh pawang nya, yang lebih suka kusebut dalang.
Simaklah dan perhatikanlah bagaimana monyet itu berperilaku secara bebas atas kehendak nya sendiri. Namun sebenarnya tidak, sang dalang lah yang menetapkannya demikian. Pertunjukan haruslah berjalan sesuai dengan keinginan sang dalang, bukan si monyet.
Dan untuk membuat pertunjukan berjalan sempurna, si monyet harus menunjukkan totalitas antusiasme sehingga apa yang ditampilkan benar" menghibur. Si monyet harus merasa bahwa dia melakukan nya atas dasar kesenangan, kehendak nya sendiri dan bukan sebuah keterpaksaan atas pihak lain.
Sang dalang lah yang harus bertanggung jawab dan memegang kendali bagaimana pertunjukan harus ditampilkan, kegiatan" apa saja yang sebaiknya dilakukan monyet untuk menghibur penonton dan bukannya asal" an yang membuat penonton bosan.
Kendali pertunjukan tetap berada di tangan sang dalang bagaimanapun segala kemungkinan situasi berlangsung. Dan dalang ini tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun, baik penonton maupun si monyet.
Fleksibel mengamati ekspektasi yang diinginkan penonton dan kondisi apa yang sekira nya ada pada benak si monyet, keputusan bagaimana pertunjukan berlangsung tetap ditangan nya.
Dalang selalu berupaya agak sampe akhir pertunjukan penonton puas dan si monyet gembira karena membuat orang" tertawa dan bertepuk tangan kepadanya. Baik si monyet maupun penonton merasa bahwa hal itu menyenangkan mereka dan masing'" menganggap bahwa mereka lebih mulia dari yang lain.
Penonton menganggap si onyet sebagai penghibur yang wajib menyenangkan dirinya, dan si monyet sebaliknya menganggap dirinya adalah bintang pertunjukan yang dikagumi penonton. Dan dibalik semua itu, sang dalang lah yang tersenyum dan puas akan keberhasilan nya mengatur kepuasan monyet dan penonton sesuai keingian nya.
Dari cerita ini, jika kalian pintar tentunya mengerti siapa yang aku maksud sebagai subjek atas pikiran dan perilaku orang lain, KAN?
Belize, 2nd July 2013
wikan joyo kusumo